Kamis, 21 Mei 2020

CONTOH KHUTBAH IDUL FITRI 1441 H




السلام عليكم ورحمة الله وبركاته...

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ

أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... وَلِلَّهِ الْحَمْدُ....

Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah atas limpahan nikmat-Nya kepada kita, terutama pada hari ini kita merayakan Idul Fitri 1441 Hijriyah, dengan melaksanakan shalat Id di rumah ini. Hal ini disebabkan adanya wabah Covid-19, sehingga mengharuskan kita untuk tidak melaksanakan shalat di tanah lapang atau masjid, sebagaimana fatwa para ulama.
Sebagai insan yang beriman marilah kita bersama mengambil hikmah dari ujian Allah ini, khususnya dalam rangka membangun keluarga kita agar mendapat keberkahan dari Allah SWT. Berkah umur atau usia, waktu, rezeki, dan berkah semua nikmat Allah yang beraneka ragam yang telah dikaruniakan kepada keluarga kita. Dengan keberkahan itu semoga kita akan dijauhkan dari berbagai musibah dunia lebih-lebih musibah di akhirat.
Oleh karena itu marilah kita selalu bekerja sama, bersinergi untuk mencapai harapan bersama yaitu mencapai kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat. Insya Allah kita akan bertemu dan berkumpul lagi di surga al-Firdaus bersama-sama. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Tanpa adanya sinergi dari anggota keluarga, maka yang terjadi adalah bercerai-berai dalam rangka menempuh jalan-Nya. Allah SWT mengingatkan kita untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa.

 وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (al-Maidah 2).

Sebagai hamba Allah kita sudah sepantasnya selalu beribadah kepada-Nya. Dan memang itulah tujuan utama dari diciptakannya manusia. Kita lahir tanpa kita meminta, kita menjadi bagian dari keluarga ini juga bukan karena permintaan siapa-siapa. Tetapi semua atas kehendak dan kasih sayang Allah kepada kita. Allah telah menitipkan anak-anaknya tanpa bisa memilih siapa dan siapanya, berapa jumlah anaknya dan seterusnya. Semua merupakan takdir Allah.

أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... وَلِلَّهِ الْحَمْدُ....

Begitulah Allah menciptakan satu generasi dan berlanjut pada generasi berikutnya sampai hari Kiamat. Yaitu kehancuran dunia ini dan seluruh isinya sekaligus sebagai tanda berakhirnya kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
Fase berikutnya manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas semua yang pernah dilakukan sewaktu menjalani kehidupannya di dunia ini. Tangung jawab terhadap nikmat-nikmat yang sudah diberikan-Nya. Hanya dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya kita akan selamat.
Momentum ini bisa kita jadikan kesempatan yang baik untuk menjadikan rumah ini laksana surga. Untuk diperlukan adanya manajeman yang baik. Bukan semata faktor indah dan luasnya bangunan rumah yang menjadikan rumah itu bisa dibangun laksana surga, akan tetapi hati yang lapanglah yang dapat mengantarkan penghuninya merasakan kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia.

Rasulullah SAW bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

”Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan itu adalah kaya hati.”

Bahagia merupakan pilihan, dalam keadaan bagaimanapun kita akan bisa tetap merasa bahagia selama kita dalam ketaatan kepada-Nya. Selama yang kita tempuh adalah jalan keimanan dan bukan jalan nafsu. Yaitu dengan selalu merasakan betapa besar kasih sayang Allah kepada kita. Dan itulah memang sifat Allah ar-Rahman dan ar-Rahim. Walaupun kadang seolah keadaan tidak kondusif seperti sekarang ini, yakni terjadinya pandemi Covid-19.
Tetapi bagi seorang mukmin akan selalu tetap berhusnudlan kepada Allah, bahwa setiap masalah yang terjadi adalah bagian dari wujud kasih sayang Allah, sehingga selalu berusaha mendapatkan hikmah dari setiap peristiwa, baik yang menimpa orang lain, maupun yang menimpa diri sendiri.
Dan itulah pilihannya. Karena kenyataan bukan untuk disesali tetapi yang lebih penting adalah harus dihadapi dengan terus berikhtiar atau berupaya yang terbaik. Sambil terus berdoa memohon pertolongan kepada Allah SWT. Jika kita memilih sikap sakit hati, bahkan marah dengan keadaan yang mungkin tidak sesuai harapan kita, maka yang terjadi justru jiwa kita akan mengalami sakit, dan hal itu sama dengan kita menyiksa diri sendiri. Maka pilihannya hanya satu sabar dan tawakkal untuk bersandar hanya kepada Allah SWT.

أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... وَلِلَّهِ الْحَمْدُ....

Terpenting sebagaimana pesan Allah dalam al-Quran, adalah wajib kita dalam keluarga ini menjaga kedisiplinan dalam menegakkan salat, sambil berusaha memahami apa yang kita baca. Sehingga menimbulkan kekhusyu’an dalam menjalankannya.

وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ لَا نَسۡئَلُكَ رِزۡقٗاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaha: 132).

Jaminan Allah adalah kebaikan bagi mereka yang bertakwa, yang menegakkan salat dan bersabar dalam menegakkanya. Akibat baik akan didapatkan bagi orang yang bertakwa.
Semoga puasa yang telah kita laksanakan juga dapat mengantarkan kita menjadikan diri kita termasuk hamba Allah yang bertakwa. Keluarga kita menjadi keluarga yang selalu berjuang untuk meraih kebahagiaan dunia sampai akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin.
Marilah kita berdoa kepada Allah semoga kita selepas Ramadlan ini tetap diberikan istiqamah dalam rangka mengisi waktu kita dengan beribadah kepada Allah SWT.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آَلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آَلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .
اَللَّهُمَّ وَاشْفِ مَرَضَانَا وَمَرَضَى الْمُسْلِمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَى الْمُسْلِمِينَ.
Ya Allah, sembuhkanlah yang sakit di antara kami, dan juga yang sakit pada kaum muslimin, wahai tuhan semesta alam. Ya Allah ampunilah orang-orang yang telah meninggal di antara (keluarga) kami, dan juga kaum Muslimin.

اَللَّهُمَّ أَعِذْنَا وَذُرِّيَّاتِنَا مِنْ إِبْلِيْسَ وَذُرِّيَّتِهِ وَجُنُوْدِهِ وَشَيَاطِينِهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ ، اَللَّهُمَّ أَعِذِ الْمُسْلِمِينَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ إِبْلِيْسَ وَذُرِّيَّتِهِ وَجُنُوْدِهِ وَشَيَاطِينِهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
Ya Allah lindungilah kami, dan anak-anak keturunan kami dari Iblis dan keturunannya, pasukannya dan setan-setan wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah lindungilah kaum muslimin dari setan yang terkutuk yaitu Iblis dan keturunanya dan pasukannya wahai Tuhan semesta Alam, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Tuhan kami, berilah kami kehidupan dunia yang baik, kehidupan akhirat yang baik. Dan jagalah kami dari api neraka.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.