السلام عليكم ورحمة الله وبركاته...
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ
أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... وَلِلَّهِ الْحَمْدُ....
Marilah kita senantiasa bersyukur kepada
Allah atas limpahan nikmat-Nya kepada kita, terutama pada hari ini kita
merayakan Idul Fitri 1441 Hijriyah, dengan melaksanakan shalat Id di rumah ini.
Hal ini disebabkan adanya wabah Covid-19, sehingga mengharuskan kita untuk tidak melaksanakan shalat di tanah
lapang atau masjid, sebagaimana fatwa para ulama.
Sebagai insan yang beriman marilah kita bersama mengambil hikmah dari ujian Allah ini, khususnya
dalam rangka membangun keluarga kita agar mendapat keberkahan dari Allah SWT. Berkah
umur atau usia, waktu, rezeki, dan berkah semua nikmat Allah yang beraneka ragam yang telah dikaruniakan
kepada keluarga kita. Dengan keberkahan itu semoga kita akan dijauhkan dari
berbagai musibah dunia lebih-lebih musibah di akhirat.
Oleh karena itu marilah kita selalu bekerja
sama, bersinergi untuk mencapai harapan bersama yaitu mencapai kebahagiaan
kehidupan dunia dan akhirat. Insya Allah kita akan bertemu dan berkumpul lagi
di surga al-Firdaus bersama-sama. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Tanpa adanya sinergi dari anggota keluarga,
maka yang terjadi adalah bercerai-berai dalam rangka menempuh jalan-Nya. Allah
SWT mengingatkan kita untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa.
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.” (al-Maidah 2).
Sebagai hamba Allah kita sudah sepantasnya
selalu beribadah kepada-Nya. Dan memang itulah tujuan utama dari diciptakannya
manusia. Kita lahir tanpa kita meminta, kita menjadi bagian dari keluarga ini
juga bukan karena permintaan siapa-siapa. Tetapi semua atas kehendak dan kasih
sayang Allah kepada kita. Allah telah menitipkan anak-anaknya tanpa bisa
memilih siapa dan siapanya, berapa jumlah anaknya dan seterusnya. Semua
merupakan takdir Allah.
أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... وَلِلَّهِ الْحَمْدُ....
Begitulah Allah menciptakan satu generasi
dan berlanjut pada generasi berikutnya sampai hari Kiamat. Yaitu kehancuran
dunia ini dan seluruh isinya sekaligus sebagai tanda berakhirnya kehidupan
manusia dan makhluk lainnya.
Fase berikutnya manusia akan dimintai
pertanggungjawaban atas semua yang pernah dilakukan sewaktu menjalani
kehidupannya di dunia ini. Tangung jawab terhadap nikmat-nikmat yang sudah
diberikan-Nya. Hanya dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya kita akan selamat.
Momentum ini bisa kita jadikan kesempatan
yang baik untuk menjadikan rumah ini laksana surga. Untuk diperlukan adanya
manajeman yang baik. Bukan semata faktor indah dan luasnya bangunan rumah yang
menjadikan rumah itu bisa dibangun laksana surga, akan tetapi hati yang
lapanglah yang dapat mengantarkan penghuninya merasakan kehidupan yang damai,
tentram, dan bahagia.
Rasulullah SAW bersabda:
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
”Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan itu adalah
kaya hati.”
Bahagia merupakan pilihan, dalam keadaan
bagaimanapun kita akan bisa tetap merasa bahagia selama kita dalam ketaatan
kepada-Nya. Selama yang kita tempuh adalah jalan keimanan dan bukan jalan
nafsu. Yaitu dengan selalu merasakan betapa besar kasih sayang Allah kepada
kita. Dan itulah memang sifat Allah ar-Rahman dan ar-Rahim. Walaupun kadang
seolah keadaan tidak kondusif seperti sekarang ini, yakni terjadinya pandemi
Covid-19.
Tetapi bagi seorang mukmin akan selalu
tetap berhusnudlan kepada Allah, bahwa setiap masalah yang terjadi adalah
bagian dari wujud kasih sayang Allah, sehingga selalu berusaha mendapatkan
hikmah dari setiap peristiwa, baik yang menimpa orang lain, maupun yang menimpa
diri sendiri.
Dan itulah pilihannya. Karena kenyataan
bukan untuk disesali tetapi yang lebih penting adalah harus dihadapi dengan
terus berikhtiar atau berupaya yang terbaik. Sambil terus berdoa memohon
pertolongan kepada Allah SWT. Jika kita memilih sikap sakit hati, bahkan marah
dengan keadaan yang mungkin tidak sesuai harapan kita, maka yang terjadi justru
jiwa kita akan mengalami sakit, dan hal itu sama dengan kita menyiksa diri
sendiri. Maka pilihannya hanya satu sabar dan tawakkal untuk bersandar hanya
kepada Allah SWT.
أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... أَللهُ أَكْبَرُ... وَلِلَّهِ الْحَمْدُ....
Terpenting sebagaimana pesan Allah dalam
al-Quran, adalah wajib kita dalam keluarga ini menjaga kedisiplinan dalam
menegakkan salat, sambil berusaha memahami apa yang kita baca. Sehingga
menimbulkan kekhusyu’an dalam menjalankannya.
وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ لَا نَسۡئَلُكَ رِزۡقٗاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik)
itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaha: 132).
Jaminan Allah adalah kebaikan bagi mereka
yang bertakwa, yang menegakkan salat dan bersabar dalam menegakkanya. Akibat
baik akan didapatkan bagi orang yang bertakwa.
Semoga puasa yang telah kita laksanakan
juga dapat mengantarkan kita menjadikan diri kita termasuk hamba Allah yang
bertakwa. Keluarga kita menjadi keluarga yang selalu berjuang untuk meraih
kebahagiaan dunia sampai akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin.
Marilah kita berdoa kepada Allah semoga
kita selepas Ramadlan ini tetap diberikan istiqamah dalam rangka mengisi waktu
kita dengan beribadah kepada Allah SWT.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آَلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ
بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آَلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .
اَللَّهُمَّ وَاشْفِ مَرَضَانَا وَمَرَضَى الْمُسْلِمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَى الْمُسْلِمِينَ.
اَللَّهُمَّ وَاشْفِ مَرَضَانَا وَمَرَضَى الْمُسْلِمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَى الْمُسْلِمِينَ.
Ya Allah, sembuhkanlah yang sakit di antara
kami, dan juga yang sakit pada kaum muslimin, wahai tuhan semesta alam. Ya
Allah ampunilah orang-orang yang telah meninggal di antara (keluarga) kami, dan
juga kaum Muslimin.
اَللَّهُمَّ أَعِذْنَا وَذُرِّيَّاتِنَا مِنْ إِبْلِيْسَ وَذُرِّيَّتِهِ وَجُنُوْدِهِ وَشَيَاطِينِهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ ، اَللَّهُمَّ أَعِذِ الْمُسْلِمِينَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ إِبْلِيْسَ وَذُرِّيَّتِهِ وَجُنُوْدِهِ وَشَيَاطِينِهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
Ya Allah lindungilah kami, dan anak-anak keturunan
kami dari Iblis dan keturunannya, pasukannya dan setan-setan wahai Tuhan
semesta alam. Ya Allah lindungilah kaum muslimin dari setan yang terkutuk yaitu
Iblis dan keturunanya dan pasukannya wahai Tuhan semesta Alam, sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Tuhan kami, berilah kami kehidupan dunia
yang baik, kehidupan akhirat yang baik. Dan jagalah kami dari api neraka.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.