Kamis, 21 Mei 2020

CONTOH 2 - KHUTBAH IDUL FITRI 1441 H






الله اكبر كبير والحمد لله كثيرا وسبحا ن الله بكرة واصيلا. الحمد لله الدي جعل اليؤم عيدا للاسلام وحرم عليهم فيه الصيام. اشهد ان لآاله الآ الله وحده لاشريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله. اللهم صل وسلم عل محمد وعلى اله وصحبه اجمعين. اما بعد...
فيا ايها الناس اتقواالله حق تقاته ولاتموتن الآ وانتم مسلمون.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu

Sejak terbenamnya Matahari di ufuk barat, gema takbir, tasbih dan tahmid mengumandang di seluruh dunia mengagungkan kebesaran Allah. Semua makhluk tunduk memuji kebesaran-Mu...  “Allahu Akbar."
Hari raya Idul Fitri ini, merupakan hari kesyukuran dan kegembiraan bagi kaum muslimin. Sebab di bulan suci ramadhan yang penuh rahmat, magfirah dan barakah, kita telah dapat melaksanakan tugas kehambaan hablum minallah, berbakti kepada Allah SWT dengan melakukan ibadah puasa di siang harinya, dan menegakkan berbagai amalan ibadah di malam harinya, atas dasar iman dan ikhlas untuk mengharap ridha-Nya semata.
Dari berbagai ibadah dalam Islam, puasa di bulan Ramadhan seperti yang baru saja kita lakukan selama sebulan penuh, merupakan ibadah wajib yang paling mendalam bekasnya pada jiwa seorang muslim. Bulan Ramadhan merupakan bulan keagamaan dengan intensitas yang tinggi, yang akan meninggalkan kesan mendalam pada mereka yang terlibat melaksanakan ibadah di bulan suci itu.
Karena itu, sudah sewajarnya kita merenungi makna hari raya ini, sehingga kita dapat mengetahui hikmah dan makna di balik itu. Idul Fitri dari segi bahasa berarti kembali suci. Fitrah atau kesucian asal manusia adalah sebutan untuk rancangan Allah SWT mengenai kita. Artinya kita ini diciptakan dengan rancangan sebagai makhluk suci yang sakral.

Jamaah Sholat Idul Fitri yang kami hormati.....

Idul Fitri adalah hari raya untuk merayakan kembalinya fitrah, setelah hilang dan berhasil diketemukan kembali. Hal itu karena adanya ibadah puasa yang berintikan latihan menahan diri dari godaan-godaan, seperti dilambangkan dengan makan dan minum serta hubungan biologis.
Pahala puasa tentunya tidak tergantung seberapa jauh kita lapar dan haus. Melainkan tergantung pada, apakah kita menjalankannya dengan iman dan ihtisab kepada Allah, serta penuh instrospeksi diri atau tidak. Bukti lebih jauh, pahala puasa tidak tergantung pada seberapa jauh kita lapar dan haus adalah disunatkannya berbuka puasa sesegera mungkin yang dalam istilah agama disebut ta’jil. Jadi semakin cepat kita berbuka puasa, makin besar pahalanya. Sedangkan sahur disunatkan seakhir mungkin, karena semakin akhir sahur kita semakin besar pula pahalanya.
Maka pahala ibadah puasa tergantung kepada seberapa jauh kita bersungguh-sungguh melatih menahan diri, melatih untuk tidak tergoda. Sebab satu kelemahan manusia memang terkadang tidak bisa menahan diri.
Dalam Al-Quran banyak disebutkan, di antara kelemahan manusia ialah pandangannya yang pendek, Allah berfirman:
كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ. وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ
Artinya: Sekali-kali janganlah demikian, sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan kehidupan akhirat”(QS. Al-Qiyamah:20-21)

Karena kita gampang tergoda, menganggap sesuatu yang sepintas lalu adalah menyenangkan dan menarik, kemudian kita ambil, padahal nanti di belakang hari akan membawa malapetaka. Dosa tidak lain adalah demikian itu, sesuatu yang dalam jangka pendek membawa kesenangan, tetapi dalam jangka panjang membawa kehancuran.
Ini karena efek kelemahan manusia yang tidak sanggup melihat akibat perbuatannya dalam jangka panjang, lebih tertarik pada akibat-akibat jangka pendek. Ingin kaya tetapi harus cepat, maka jalan pintas pun diambil, korupsi, mencuri, menipu, berjudi dan sebagainya.
Kita lahir dalam fitrah berarti kita hidup dalam kesucian. Akan tetapi karena kelemahan kita itu mudah tergoda, sehingga sedikit demi sedikit diri kita menumpuk debu-debu dosa dan menutup hati kita sehingga menjadi gelap. Padahal semula, hati kita itu terang sehingga mampu memantulkan sinar kebaikan. Itulah sebabnya hati kita itu disebut nurani yang berarti cahaya.
Tapi lama-kelamaan menjadi gelap karena selalu dikotori dengan debu-debu dosa, sehingga menjadi zhulman yang berarti gelap. Dalam bahasa Al-Quran dosa disebut zhulm, sehingga orang yang berbuat dosa disebut zhalim. Artinya seseorang yang melakukan sesuatu yang membuat dirinya dan kesuciannya (fitrahnya) serta hati nuraninya menjadi gelap.
Imam al-Ghazali mengemukakan, kemuliaan martabat manusia disebabkan karena kesiapannya mencapai ma’rifat kepada Allah, dan hal itu dimungkinkan karena adanya hati. Dengan hati, manusia mengetahui Allah dan mendekati-Nya, sementara anggota badan yang lain berfungsi sebagai pelayannya.
Ia mengatakan, hati mempunyai dua unit yaitu yang dapat dilihat dengan mata kepala dan yang satunya lagi hanya dapat dilihat dengan mata hati. Yang pertama adalah anggota badan, sedang yang kedua adalah daya-daya seperti; daya penglihatan, daya pendengaran, daya khayal, daya pikir dan sebagainya.
Ketajaman hati juga diibaratkan sebagai cermin (cermin hati). Orang bersih dari dosa, hatinya bagaikan cermin yang bening, yang begitu mudah untuk berkaca diri. Orang yang gemar mengerjakan dosa-dosa kecil, hatinya buram bagaikan cermin yang terkena debu, jika digunakan kurang jelas hasilnya. Orang yang gemar melakukan dosa besar, hatinya gelap bagaikan cermin yang tersiram cat hitam, di mana hanya sebagian kecil saja bagiannya yang dapat digunakan.
Sementara orang yang suka mencampuradukkan perbuatan baik dengan perbuatan dosa, hatinya kacau bagaikan cermin yang retak-retak, yang jika digunakan akan menghasilkan gambar yang tidak benar.
Apabila kita mencapai suatu titik dimana kita tidak lagi menyadari, perbuatan kita itu jahat, maka inilah yang disebut dengan “kebangkrutan rohani." Itulah sebabnya, Allah menyediakan bulan puasa, supaya kita dapat menyucikan diri, sehingga membuat diri kita kembali menjadi suci.
Oleh karena itu, puasa bukan saja bulan suci tetapi bulan pensucian. Bila kita berhasil menjalankan ibadah puasa dengan iman yaitu percaya kepada Allah SWT dan ihtisab yang berarti menghitung diri sendiri atau instrospeksi, yaitu kesempatan bertanya dengan jujur siapa kita ini sebenarnya, apakah betul kita ini sudah banyak berbuat baik, maka Allah akan mengampuni dosa dan kesalahan kita, Rasulullah saw. bersabda:

من صام رمضان إيمانا واحتساباغفر له ماتقدم من دنبه
Artinya: “Barang siapa berpuasa ramadhan karena iman dan ihtisab, niscaya Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu”

Konsekuensinya pada waktu kita selesai berpuasa yaitu pada tanggal 1 Syawal hari ini, kita ibarat dilahirkan kembali. Itulah yang kita rayakan dengan Idul Fitri (kembali suci). Kembalinya fitrah kepada kita, dan kita pun harus tampil sebagai manusia suci dan baik, sebaik-baiknya kepada sesama manusia, juga sebaik-baiknya kepada sesama makhluk.
Itulah sebetulnya semangat Idul Fitri yang kemudian kita ucapkan minal aidin wal faizin, semoga kita semuanya termasuk orang yang kembali ke fitrahnya dan sukses serta memperoleh kebahagiaan. Amin ya Rabbal alamin.

Jamaah Sholat Idul Fitri yang kami hormati.....

Marilah kita bersama-sama menundukkan hati dan pikiran kita, seraya berdoa kepada Allah SWT. Semoga segala kesalahan yang telah kita perbuat dapat terampuni lewat maha pengasih-Nya Allah. Di samping itu pula, kita berharap semoga segala usaha dan aktivitas kita ke depan selalu dalam rahmat dan restu-Nya.
Ya Allah, kami bermohon kepada-Mu dengan menyebut nama-Mu, kiranya Engkau ya Allah menjadikan Al-Quran sebagai penyejuk hati kami, cahaya mata kami, penyingkap keresahan dan pengusir kesedihan dan kesusahan kami.
Ya Allah, Engkau telah menganugerahkan kepada kami rasa manisnya iman dan rasa aman, sehingga kami bersaksi bahwa kami telah meraih sebaik-baiknya nikmat berkat anugerah dan kebaikan-Mu.
Ya Allah, peliharalah kami dari godaan syetan yang selalu memerangi kami dalam usaha mendekatkan diri kepada-Mu.
Ya Allah bersihkan hati kami dari rayuan materi sehingga kami tidak memandang yang mulia kecuali Engkau.
Ya Allah yang maha bijaksana, kami berlindung kepadamu dari tipu daya nafsu kami menyangkut apa yang Engkau tetapkan dan kehendaki. Kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka yang iri terhadap anugerah nikmat-Mu.
Ya Allah wahai yang menyempurnakan segala yang kurang, Yang memperkaya segala yang miskin, Yang memberi rasa aman segala yang takut, Yang mempermudah segala yang sulit.
Ya Allah permudahlah untuk kami segala yang sulit, karena bagi-Mu mempermudah yang sulit amatlah mudah.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الآحياء منهم والآموات، انك سميع قريب مجيب دعوات، ويا قاضي الحاجات، اللهم اغفر لنا و لوالدينا و ارحمهما كما ربيانا صغارا.
ربنا اغفر لنا ولإخوا ننا الذين سبقونا بالإيمان، ولا تجعل في قلوبنا غلآ للذين امنوا، ربنا إنك رؤوف الرحيم، ربنا هب لنا من ازواجنا وذريتنا قرة اعين، وجعلنا للمتقين إماما.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار.
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه وسلم والحمد لله رب العلمين

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.